Rabu, 28 Februari 2018

Resiko Mengkonsumsi Obat Bebas

0 komentar

Risiko Mengonsumsi Obat Bebas

Selain mengandung risiko , obat bebas belum tentu sesuai untuk menyembuhkan penyakit anda . Bahaya obat bebas atau obat tanpa legalitas dapat membawa risiko dan menimbulkan beberapa efek saping pada kesehatan anda , seperti terlalu banyak mengonsumsi obat paracetamol dapat menyembabkan kerusakan hati , menyebabkan pusing , diare , nyeri perut , adanya risiko interaksi obat , dan risiko overdosis .

Obat tanpa resep dokter atau obat bebas dapat di beli secara bebas di warung atau apotek . Obat ini aman dan efektif saat anda mengikuti petunjuk yang ada pada label dan arahan dari apoteker . Umumnya obat ini di konsumsi untuk menangani gejala ringan yang di anggap tidak membutuhkan konsultasi kepada dokter , seperti untuk mengurangi rasa sakit , nyeri , gatal , sakit gigi , dan sakit kepala .

Risiko Mengonsumsi Obat Bebas-Alodokter

Risiko penggunaan obat bebas 

Sebagian orang sering menggunakan obat-obatan yang dijual bebas tanpa mencari tahu penyebab penyakitnya dengan memeriksakan diri ke dokter. Padahal dengan mengonsumsi obat-obatan jenis ini dapat membahayakan kesehatan, terutama jika tidak dikonsumsi sesuai takaran yang tepat atau dikonsumsi dalam jangka panjang.
Berikut adalah beberapa risiko dan kontraindikasi dari mengonsumsi obat bebas, di antaranya:
  • Obat yang cukup umum seperti paracetamol digunakan untuk pereda nyeri dan demam. Terlalu banyak mengonsumsi obat ini dapat menyebabkan keracunan dan kerusakan organ hati.
  • Menggabungkan obat paracetamol dan dekongestan phenylephrine (PE) dapat menyebabkan efek samping yang serius, yakni meningkatkan kadar PE di dalam darah empat kali lipat. Peningkatan kadar PE dapat menyebabkan pusing, insomnia, dan tingginya tekanan darah.
  • Aspirin yang dijual bebas di pasaran juga dapat berinteraksi buruk dengan beberapa macam obat, seperti obat pengencer darah, antibiotik, dan kelompok obat antiinflamasi non steroid (OAINS).
  • Obat antihistamin yang dikonsumsi terlalu banyak juga dapat menyebabkan kejang dan timbulnya kelainan pada detak jantung Anda.
  • Bahaya obat bebas lainnya yaitu dapat menyebabkan reaksi efek samping interaksi obat atau makanan dan sangat berbahaya, terlebih jika dosis yang diminum berlebihan dari anjuran yang tertera di label.
  • Penderita tekanan darah tinggi perlu menghindari konsumsi dekongestan dan obat yang tinggi kandungan sodium.
  • Tidak semua obat tepat diberikan untuk balita, seperti ibuprofen yang tidak boleh diberikan pada bayi yang berusia kurang dari enam bulan.
  • Tubuh lansia memroses obat dengan cara berbeda dibandingkan kelompok orang yang lebih muda. Selain itu, efek samping dan interaksi obat kerap berisiko terjadi karena lansia kerap mengonsumsi beberapa obat-obatan lain di saat bersamaan.
  • Obat dalam dosis aman yang dikonsumsi ibu hamil bisa jadi berbahaya bagi janin. Misalnya, konsumsi aspirin dapat meningkatkan risiko keguguran,  gangguan pada pembekuan darah, menghambat pertumbuhan janin, dan memperpanjang proses melahirkan.
  • Obat apapun termasuk obat bebas tidak dapat dikonsumsi jika seseorang memiliki alergi terhadap obat tersebut.
Jika Anda sedang mengonsumsi obat dengan resep dokter, tanyakan terlebih dahulu pada dokter jika Anda berencana mengonsumsi obat bebas. Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan interaksi obat atau kontraindikasi yang serius.
Akibat Overdosis Penggunaan Obat Bebas
Bahaya obat bebas bisa muncul jika dikonsumsi melebihi takaran yang disarankan, dan dapat membuat Anda berisiko mengalami gejala atau bahkan penyakit tertentu. Jenis efek samping yang diakibatkan dapat berbeda sesuai dengan jenis obat yang dikonsumsi. Berikut ini adalah beberapa risiko penyakit akibat konsumsi obat berlebihan:
  • Hepatotoksik, yaitu kerusakan hati akibat bahan kimia yang terkandung dalam obat-obatan.
  • Iritasi sistem pencernaan sehingga bisa sakit perut, mual, muntah-muntah atau diare.
  • Perubahan suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi, dan detak jantung.
  • Nyeri pada dada dan sesak napas akibat gangguan pada paru dan jantung.
  • Kebingungan.
  • Kulit menjadi panas dan kering, atau sebaliknya, dingin dan lembap.
  • Muncul darah pada tinja saat buang air besar.
  • Koma.
  • Sesak napas.
  • Meninggal dunia.
Panduan Mengonsumsi Obat Bebas
Tidak sedikit orang meninggal karena mengonsumsi obat-obatan bebas seperti paracetamol dalam dosis berlebihan. Beberapa hal ini perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi obat bebas, yaitu:
  • Selalu baca labelBaca dan ikuti informasi dosis pada label petunjuk penggunaan tiap kali akan mengonsumsi obat. Dosis tersebut sudah disesuaikan untuk mendatangkan manfaat dengan efek samping yang minimal. Jika melebihi dosis, obat malah akan membawa dampak buruk pada tubuh Anda.
  • Sesuai alat takarKenali perbedaan dan patuhi takaran yang tertera seperti 1 sendok makan, 1 sendok teh, satu tablet/pil, atau milimeter. Satu sendok teh setara dengan 5 ml. Beberapa obat menyertakan alat takar dalam kemasan obat (sendok, alat tetes, atau cangkir kecil). Hindari menebak-nebak dengan menggunakan takaran lain.
  • Jenis obat dan dosis untuk kelompok usia yang berbedaBeberapa produsen obat menyediakan beragam varian dengan merek sama, contohnya obat batuk X untuk dewasa dan obat batuk X untuk anak. Tiap varian diperuntukkan bagi usia yang berbeda. Masing-masing mengandung formula yang berbeda. Pada jenis yang berbeda, dosis yang tertera di petunjuk pemakaian biasanya dibedakan untuk kelompok-kelompok usia tersebut, yaitu dewasa, anak, dan balita. Konsumsi atau berikan obat sesuai takaran yang tepat. Misalnya, dosis paracetamol untuk dewasa adalah 500 miligram hingga 1 gram tiap 4 hingga 6 jam, dengan maksimal konsumsi 4 gram per 24 jam. Sedangkan pada anak-anak usia 4 sampai 6 tahun, dosis maksimal adalah 4 kali 240 miligram per 24 jam. Hindari memberikan obat bebas kepada balita berusia di bawah setahun tanpa menanyakan kepada dokter anak.
Sebelum mengonsumsi setiap obat bebas, cari tahu merek dari obat bebas tersebut, apa kegunaannya, bacalah label dan petunjuk penggunaan obat, bahan aktif yang terkandung pada obat tersebut, dan peringatan dari penggunaan obat bebas yang akan Anda konsumsi. Penggunaan obat bebas pada ibu hamil perlu dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Jika Anda ragu untuk mengonsumsi obat bebas yang dijual di pasaran, ada baiknya Anda konsultasikan pada dokter terlebih dahulu. Bahaya obat bebas bisa muncul jika Anda tidak mengonsumsinya sesuai petunjuk yang tersedia.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Anggiherbal © 2017